Irjen Pol Dr. Eko Indra Heri, Foto, Antara |
Badung, Bali, 26/9 - Polri mengembangkan pola pendidikan berbasis digital dengan menciptakan aplikasi pembelajaran mandiri (Self Learing) yang disebut Microlearning guna menghadapi era Revolusi Industri 4.0.
"Microlearning merupakan cara mengajar dan menyampaikan konten dalam bentuk potongan kecil, sangat khusus dan esensial. Pembelajaran dikendalikan terhadap apa dan kapan mereka belajar," kata Asisten SDM Kapolri, Irjen Pol Dr. Eko Indra Heri, di Badung, Bali, Kamis.
Di hadapan peserta Rakorbin SDM Polri se-Indonesia, pati Polri bergelar doktor itu mengatakan, Microlearning merupakan sarana inovasi pembelajaran masa depan, sekaligus untuk sosialisasi dan memberikan informasi kepada masyarakat.
"Hal itu berkaitan dengan suatu hal dan dalam bentuk berita atau news, yang dapat diakses oleh masyarakat melalui media apapun, dimanapun, kapanpun selama ketersediaan koneksi internet terpenuhi," katanya.
Microlearning merupakan inovasi pembelajaran masa depan berbasis digital bagi peningkatan kemampuan personel Polri dengan pola non-diklat. Berguna juga sebagai sosialisasi dan literasi bagi masyarakat.
Sementara itu, Kepala Biro Kajian dan Strategi (Jianstra) SSDM Polri, Brigjen Pol Drs. Subiyanto menambahkan, seorang polisi harus berani melakukan inovasi dan terobosan kreatif. Anggota Polri juga dituntut bisa melakukan perubahan demi Polri yang lebih baik.
Pihaknya mengakui waktu tujuh bulan yang dijalani oleh para bintara tak cukup untuk membentuk personel Polri yang ideal. Karena minimnya waktu pendidikan tersebut, tentu tak banyak kurikulum atau materi yang bisa diberikan untuk diserap. Apalagi materi yang sifatnya khusus atau spesialis.
Dengan adanyanya aplikasi Microlearning para bintara akan bisa belajar secara mandiri melalui telepon genggam. "Maka inovasi peningkatan kemampuan personel pola non-diklat diciptakan, sebagai inovasi pembelajaran masa depan. Khususnya bagi anggota Bintara Polri," ujar Subiyanto.
Tags:
Berita