Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara di Padang Sumatera Barat menyebut Indonesia masih kekurangan talenta-talenta digital yang mampu menguasai teknologi industri 4.0.
"Setiap tahun kita harus memompa 600 ribu digital talent tambahan ke Indonesia. Di Indonesia, belum ada pihak yang secara terstruktur mengembangkan sumber daya manusia digital," ujar Rudiantara saat menghadiri kuliah umum di Universitas Negeri Padang (UNP), Padang, Kamis, 11/04.
Untuk mengisi kekurangan tersebut, Kemenkominfo menyiapkan beasiswa Digital Talent 2019 bagi 20 ribu lulusan SMK, D3 dan S1. Mereka berkesempatan meningkatkan keterampilan melalui pembekalan selama dua bulan di perguruan tinggi.
"Targetnya tahun 2019, kami menghasilkan dua puluh ribu digital talent yang tersertifikasi (bisa dipakai dasar mencari kerja). Jumlah 20 ribu itu sepertinya besar. Padahal, dibandingkan kebutuhan enam ratus ribu talenta belum apa-apa," katanya.
Rudiantara menyebut sebanyak empat puluh perguruan tinggi telah bergabung dalam program Kominfo itu. Para penerima beasiswa bisa memilih delapan bidang pelatihan, yaitu Artificial Intelligence, Big Data Analitycs, Cyber Security, Machine Learning, Digital Policy & Cloud Computing, Internet of Things, Programming & Coding, serta Graphic Design & Animation.
Charlie M. Sianipar dari RAJASEO, digital marketing agency di Jakarta mengatakan, ada baiknya talent yang sedang dilatih, dibuat program teknik pemasaran online atau internet marketing. Seperti SEM dan SEO (Search Engine Optimization) dan digital Ads.
Dengan menguasai teknik tersebut, siswa akan dapat mengaplikasikannya dengan cepat untuk melakukan pemasaran produk maupun jasa yang mereka milik, atau membantu pelaku bisnis agar dapat melakukan promosi berbasis online, mengandalkan teknologi internet yang berkembang pesat.
Beasiswa Digital Talent mulai berjalan pada 2018. Kemenkominfo pun telah merekrut seribu orang peserta pelatihan pada 2018.