Jakarta (SEOTAMA) - Industri gaming di Indonesia tumbuh pesat sebesar 40%, menurut data perusahaan penyedia data analitik industri game dan esports, Newszoo, pada tahun 2018.
Berdasarkan data tersebut, Director of Synnex Metrodata Indonesia, Ronaldy Suhendra mengatakan total transaksi industri gaming mencapai angka Rp15 triliun.
“Total bisnis gaming, tidak hanya hardware, tapi juga software mencapai Rp15 triliun dengan pertumbuhan 40 persen di 2018,” ujar Ronald disela acara “Build Your Gaming Empire” PT Synnex Metrodata Indonesia (SMI) di Jakarta, Rabu (27/03).
Data Newszoo juga menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-17 dunia dari 50 negara. Sementara, Taiwan berada di atas Indoensia, penduduki ke-15 dan India ada di urutan ke-16, sedangkan China berada di posisi tertinggi.
Kendati berada di peringkat ke-17, menurut Ronaldy Suhendra, Indonesia memliki potensi yang sangat besar untuk tumbuh di industri gaming, mengambil posisi yang lebih tinggi lagi.
“Dari 266 juta penduduk hanya 82 juta yang sudah online. Di sini kami lihat potensi Indonesia untuk bertumbuh jauh lebih besar dari negara lain,” ujar Ronaldy.
Lebih jauh, dengan dorongan pemerintah Indonesia ke era 4G dan bahkan 5G, Ronaldy yakin hal ini akan mendukung penetrasi online di Indonesia.
“Pertumbuhan bisnis gaming ini pertumbuhan bisnis tercepat di IT, seperti yang kita tahu, pertumbuhan bisnis di IT akhir-akhir ini mungkin hanya single digit, akan tetapi segmen yang bertumbuh cepat adalah segmen gaming,” kata Ronaldy.
Tidak hanya itu saja, potensi perkembangan produk saat ini, menurut Ronaldy, juga mendukung pertumbuhan industri gaming di Indonesia.
“Dua sampai tiga tahun yang lalu belum ada RGB keyboard, sekarang bahkan ada monitor dengan RGB, sangat menarik. Portofolio semakin banyak sehingga produk dapat melayani para gamers,” ujar Ronaldy.
Sementara itu, bisnis SMI, menurut Presiden Direktur PT Synnex Metrodata Indonesia, Agus Honggo Widodo, tumbuh sekitar 30 hingga 40 persen.
“Tahun lalu omzet Rp1 triliun dari gaming. Penjualan laptop gaming hampir 50 persen. Range harga dari Rp10 juta sampai Rp40 juta, paling laku Rp10 juta sampai Rp20 juta,” ujar Agus.
Menurut Agus, e-Sports menjadi salah satu faktor yang membuat industri gaming menjadi begitu bergairah, tumbuh di berbagai kota, bukan hanya di Jakarta semata.
“Pemerintah sudah memberikan dukungan yang baik, dan itu berhasil membuat satu industri olahraga yang elit, sehingga pertumbuhan bisnis ini (gaming) sudah mulai bergulir dengan baik,” ujar Agus.
Menurut Yudi dari toko service laptop dan Mac di Jakarta Selatan, pengguna laptop yang berkunjung ke gerai mereka saat komputer yang digunakan mengalamai masalah juga tumbuh, dari tahun ke tahun. Artinya jumlah penggunanya semakin banyak.
Yudi menambahkan, gaming bukan hanya digemari oleh kaum millenial, bahkan adik-adik mereka juga sangat antusias, banyak yang gila games.
“Total bisnis gaming, tidak hanya hardware, tapi juga software mencapai Rp15 triliun dengan pertumbuhan 40 persen di 2018,” ujar Ronald disela acara “Build Your Gaming Empire” PT Synnex Metrodata Indonesia (SMI) di Jakarta, Rabu (27/03).
Data Newszoo juga menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-17 dunia dari 50 negara. Sementara, Taiwan berada di atas Indoensia, penduduki ke-15 dan India ada di urutan ke-16, sedangkan China berada di posisi tertinggi.
Kendati berada di peringkat ke-17, menurut Ronaldy Suhendra, Indonesia memliki potensi yang sangat besar untuk tumbuh di industri gaming, mengambil posisi yang lebih tinggi lagi.
“Dari 266 juta penduduk hanya 82 juta yang sudah online. Di sini kami lihat potensi Indonesia untuk bertumbuh jauh lebih besar dari negara lain,” ujar Ronaldy.
Lebih jauh, dengan dorongan pemerintah Indonesia ke era 4G dan bahkan 5G, Ronaldy yakin hal ini akan mendukung penetrasi online di Indonesia.
“Pertumbuhan bisnis gaming ini pertumbuhan bisnis tercepat di IT, seperti yang kita tahu, pertumbuhan bisnis di IT akhir-akhir ini mungkin hanya single digit, akan tetapi segmen yang bertumbuh cepat adalah segmen gaming,” kata Ronaldy.
Tidak hanya itu saja, potensi perkembangan produk saat ini, menurut Ronaldy, juga mendukung pertumbuhan industri gaming di Indonesia.
“Dua sampai tiga tahun yang lalu belum ada RGB keyboard, sekarang bahkan ada monitor dengan RGB, sangat menarik. Portofolio semakin banyak sehingga produk dapat melayani para gamers,” ujar Ronaldy.
Sementara itu, bisnis SMI, menurut Presiden Direktur PT Synnex Metrodata Indonesia, Agus Honggo Widodo, tumbuh sekitar 30 hingga 40 persen.
“Tahun lalu omzet Rp1 triliun dari gaming. Penjualan laptop gaming hampir 50 persen. Range harga dari Rp10 juta sampai Rp40 juta, paling laku Rp10 juta sampai Rp20 juta,” ujar Agus.
Menurut Agus, e-Sports menjadi salah satu faktor yang membuat industri gaming menjadi begitu bergairah, tumbuh di berbagai kota, bukan hanya di Jakarta semata.
“Pemerintah sudah memberikan dukungan yang baik, dan itu berhasil membuat satu industri olahraga yang elit, sehingga pertumbuhan bisnis ini (gaming) sudah mulai bergulir dengan baik,” ujar Agus.
Menurut Yudi dari toko service laptop dan Mac di Jakarta Selatan, pengguna laptop yang berkunjung ke gerai mereka saat komputer yang digunakan mengalamai masalah juga tumbuh, dari tahun ke tahun. Artinya jumlah penggunanya semakin banyak.
Yudi menambahkan, gaming bukan hanya digemari oleh kaum millenial, bahkan adik-adik mereka juga sangat antusias, banyak yang gila games.
Tags:
Berita