Mesin pencari terbesar di dunia, Google membantah akan meluncurkan mesin pencari mereka di negeri China. Namun, tetap mempelajari rencana tersebut, kata CEO mereka Sundar Pichai yang berdarah India.
"Saat ini, tidak ada rencana meluncurkan mesin pencari di China," kata Pichai, saat disidang oleh Kongres Amerika Serikat, dikutip dari Reuters. Rabu. Jakarta, 12/12 (Antara)
Sundar Pichai menghadapi sejumlah pertanyaan dari Komite Yudisial DPR AS, yang sedang mengawasi dengan ketat para perusahaan raksasa teknologi. Mesin pencari Google sudah diblokir China sejak tahun 2010 karena kebijakan yang berlaku di Tiongkok, namun, Google berusaha kembali masuk ke negara itu.
Para pembuat kebijakan di AS dan karyawan Google khawatir perusahaan akan mematuhi sensor internet di China dan kebijakan pengawasan jika mereka kembali masuk ke negara yang memiliki jumlah pengguna ponsel terbesar di dunia.
Meskipun membantah akan meluncurkan mesin pencari, Pichai mengaku mereka mengembangkan dan mencari tahu mesin pencari seperti apa yang baik.
"Proyek ini sudah berjalan selama beberapa waktu. Ada lebih dari seratus orang yang mengerjakannya".
Pichai mengatakan tidak ada pembicaraan dengan pemerintah China hingga ini dan Pichai berjanji akan bersikap transparan jika mereka memiliki produk mesin pencari di China.
Melalui surat untuk para legislator Agustus lalu, Sundar Pichai menyatakan memberikan mesin pencari akan memberi "manfaat yang luas" di China, tapi, dia tidak menjelaskan apakah Google yang juga pemilik YouTube akan meluncurkan layanan di sana.
Reuters mengutip seorang sumber anonim dari pemerintahan China beberapa bulan lalu, yang menyatakan tidak mungkin Google akan meluncurkan layanan pencarian pada tahun 2019.
#Google CEO #SundarPichai answers questions about what user data Google tracks and why during a congressional hearing on Capitol Hill. 😄 pic.twitter.com/o7jP1lt62r— Larry Kim (@larrykim) December 12, 2018
Tags:
Berita