Jakarta, (Seotama 2/6/2018) – Menteri Koordinator Maritim, Luhut Binsar Panjaitan berhasil meredam gejolak ribuan pilot Garuda Indonesia yang mengancam mogok terbang saat puncak arus mudik.
Hal itu disampaikan Ketua Harian Serikat Karyawan Garuda (Sekarga), Tomy Tampatty di Jakarta. Tomy mengatakan bahwa pihaknya melihat itikad baik Luhut sebagai wakil Pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang mereka hadapi, yaitu benturan pemikiran antara karyawan dan manajemen Garuda Indonesia.
Sebagai pengingat, Rencana mogok massal pilot itu merupakan reaksi atas kerugian Garuda Indonesia hingga US$ 213.389.678 pada 2017. Mereka yang tergabung dalam Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) dan Asosiasi Pilot Garuda (APG) menganggap kerugian tersebut disebabkan kegagalan direksi dalam mengelola perusahaan. Oleh karena itu mereka menuntut perombakan direksi, perampingan direksi dari 8 orang menjadi 6 orang, dan menuntut pencopotan Linggarsari Suharso dari jabatannya sebagai Direktur Personalia Garuda karena dianggap tidak mengerti permasalahan perusahaan.
Tomy menjelaskan pertemuan pihaknya dengan Luhut Panjaitan berlangsung di Kantor Kemenko Maritim, Kamis (31/5) pukul 16.00 Wib.
"Beliau memberikan atensi terkait permasalahan missmanagement yang terjadi di Garuda," katanya, Sabtu (2/6).
Ia mengatakan bahwa Luhut berjanji akan membantu mencari jalan keluar atas permasalahan yang terjadi di tubuh Garuda Indonesia. Namun ia tidak memberikan batas waktu pada Luhut kapan penyelesaian harus dilakukan.
“Kita saling menghormati,” katanya.
Sebelumnya diberitakan Asosiasi Pilot Garuda (APG) memastikan 1.300 pilot dan 5.000 kru Garuda Indonesia akan melakukan aksi mogok kerja dalam waktu dekat.
"Saat arus mudik Lebaran pun kami lakukan jika pemerintah tidak segera turun tangan mengatasi masalah ini," ujar Presiden APG Kapten Bintang Handono, Kamis, (31/5)
Bintang mengatakan semua kru dan karyawan Garuda tergabung dalam Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) berjumlah 10 ribu orang, melakukan mogok massal pada waktu yang telah ditentukan.
"Kami pastikan seluruhnya mogok. Untuk waktunya, nanti kami beritahukan. Saat ini, kami masih menunggu niat baik pemerintah untuk menyelamatkan Garuda," katanya kepada Tagar News, situs berita online Indonesia.
Menurutnya, semua kru dan karyawan Garuda sepakat aksi mogok adalah jalan satu-satunya untuk melakukan misi penyelamatan perusahaan yang kian hari makin terpuruk.
"Kami tidak mau berakhir seperti Merpati,” ucapnya. Merpati maskapai badan usaha milik negara berakhir dengan penutupan karena bangkrut.
Bintang mengatakan APG dan Sekarga telah menyampaikan rencana mogok dan tuntutan mereka kepada pemerintah setahun lalu.
Hal itu disampaikan Ketua Harian Serikat Karyawan Garuda (Sekarga), Tomy Tampatty di Jakarta. Tomy mengatakan bahwa pihaknya melihat itikad baik Luhut sebagai wakil Pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang mereka hadapi, yaitu benturan pemikiran antara karyawan dan manajemen Garuda Indonesia.
Sebagai pengingat, Rencana mogok massal pilot itu merupakan reaksi atas kerugian Garuda Indonesia hingga US$ 213.389.678 pada 2017. Mereka yang tergabung dalam Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) dan Asosiasi Pilot Garuda (APG) menganggap kerugian tersebut disebabkan kegagalan direksi dalam mengelola perusahaan. Oleh karena itu mereka menuntut perombakan direksi, perampingan direksi dari 8 orang menjadi 6 orang, dan menuntut pencopotan Linggarsari Suharso dari jabatannya sebagai Direktur Personalia Garuda karena dianggap tidak mengerti permasalahan perusahaan.
Tomy menjelaskan pertemuan pihaknya dengan Luhut Panjaitan berlangsung di Kantor Kemenko Maritim, Kamis (31/5) pukul 16.00 Wib.
"Beliau memberikan atensi terkait permasalahan missmanagement yang terjadi di Garuda," katanya, Sabtu (2/6).
Ia mengatakan bahwa Luhut berjanji akan membantu mencari jalan keluar atas permasalahan yang terjadi di tubuh Garuda Indonesia. Namun ia tidak memberikan batas waktu pada Luhut kapan penyelesaian harus dilakukan.
“Kita saling menghormati,” katanya.
Sebelumnya diberitakan Asosiasi Pilot Garuda (APG) memastikan 1.300 pilot dan 5.000 kru Garuda Indonesia akan melakukan aksi mogok kerja dalam waktu dekat.
"Saat arus mudik Lebaran pun kami lakukan jika pemerintah tidak segera turun tangan mengatasi masalah ini," ujar Presiden APG Kapten Bintang Handono, Kamis, (31/5)
Bintang mengatakan semua kru dan karyawan Garuda tergabung dalam Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) berjumlah 10 ribu orang, melakukan mogok massal pada waktu yang telah ditentukan.
"Kami pastikan seluruhnya mogok. Untuk waktunya, nanti kami beritahukan. Saat ini, kami masih menunggu niat baik pemerintah untuk menyelamatkan Garuda," katanya kepada Tagar News, situs berita online Indonesia.
Menurutnya, semua kru dan karyawan Garuda sepakat aksi mogok adalah jalan satu-satunya untuk melakukan misi penyelamatan perusahaan yang kian hari makin terpuruk.
"Kami tidak mau berakhir seperti Merpati,” ucapnya. Merpati maskapai badan usaha milik negara berakhir dengan penutupan karena bangkrut.
Bintang mengatakan APG dan Sekarga telah menyampaikan rencana mogok dan tuntutan mereka kepada pemerintah setahun lalu.
Artikel menarik lainnya: Tengku Said Irfan Assegaf Pilot Garuda Terindikasi Pendukung Radikalis
Direksi Garuda Menjawab
Menanggapi tuntutuan pencopotan dirinya dari jabatan Direktur Personalia Garuda, Linggarsari Suharso mengatakan bahwa dirinya membuka ruang diskusi antara karyawan dan direksi atas permasalahan ini.
“Pada prinsipnya, kami membuka ruang seluas-luasnya kepada rekan Sekarga dan APG untuk berdiskusi dan bermusyawarah,” ujar Direktur Personalia Garuda tersebut.
Sementara itu Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Pahala Nugraha Mansury mengimbau karyawannya untuk tetap fokus pada pekerjaan, fokus pada layanan terhadap pelanggan. Pahala mengatakan Garuda dapat memberikan laba di 2018. "Kinerja perusahaan sejak triwulan ketiga 2017 terus membaik," katanya.
Pahala mengatakan karyawan tidak dapat mengintervensi segala keputusan yang sudah dibuat dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Senada dengan Pahala, Kepala Hubungan Masyarakat PT Garuda Indonesia Tbk. Ikhsan Rosan menilai rencana mogok kerja dari sejumlah pilot, kru dan karyawan maskapai tersebut salah sasaran.
Pasalnya, mogok kerja yang didasari atas tak dipenuhi tuntutan mereka itu seharusnya ditujukan kepada pemerintah.
“Tuntutan mereka lebih ke domain-nya kementerian atau pemerintah sebagai pemegang saham. Manajemen tidak bisa apa-apa untuk itu,” ucap Ikhsan. (AF)
Direksi Garuda Menjawab
Menanggapi tuntutuan pencopotan dirinya dari jabatan Direktur Personalia Garuda, Linggarsari Suharso mengatakan bahwa dirinya membuka ruang diskusi antara karyawan dan direksi atas permasalahan ini.
“Pada prinsipnya, kami membuka ruang seluas-luasnya kepada rekan Sekarga dan APG untuk berdiskusi dan bermusyawarah,” ujar Direktur Personalia Garuda tersebut.
Sementara itu Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Pahala Nugraha Mansury mengimbau karyawannya untuk tetap fokus pada pekerjaan, fokus pada layanan terhadap pelanggan. Pahala mengatakan Garuda dapat memberikan laba di 2018. "Kinerja perusahaan sejak triwulan ketiga 2017 terus membaik," katanya.
Pahala mengatakan karyawan tidak dapat mengintervensi segala keputusan yang sudah dibuat dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Senada dengan Pahala, Kepala Hubungan Masyarakat PT Garuda Indonesia Tbk. Ikhsan Rosan menilai rencana mogok kerja dari sejumlah pilot, kru dan karyawan maskapai tersebut salah sasaran.
Pasalnya, mogok kerja yang didasari atas tak dipenuhi tuntutan mereka itu seharusnya ditujukan kepada pemerintah.
“Tuntutan mereka lebih ke domain-nya kementerian atau pemerintah sebagai pemegang saham. Manajemen tidak bisa apa-apa untuk itu,” ucap Ikhsan. (AF)
Tags:
Berita