Jakarta, 21/4 (Antara) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berharap dengan masuknya era Industri 4.0, generasi muda juga dituntut agar melek dengan perkembangan teknologi terkini dan menjadi wirausaha digital.
"Kami berharap akan semakin banyak melahirkan wirausaha industri digital atau 'startup'," kata Airlangga melalui keterangan resmi diterima di Jakarta, Sabtu.
Upaya ini sejalan dengan target pemerintah untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020.
Airlangga optimistis, sasaran tersebut bisa tercapai, karena saat ini jumlah pengguna internet di Tanah Air sudah mencapai 143 juta orang, sebuah potensi pasar yang besar. Oleh sebab itu, generasi milenial memiliki peranan penting lantaran merekalah pengguna dominan dari teknologi yang menjadi ciri khas revolusi industri keempat, yaitu internet.
Terlebih hingga tahun 2045 Indonesia memiliki bonus demografi atau masa di mana jumlah penduduk usia muda lebih banyak daripada penduduk usia tua. "Sampai 15 tahun ke depan, kita masih punya bonus demografi. Ini merupakan masa emas bagi Indonesia untuk juga menjadi 10 negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada tahun 2030," imbuhnya.
Kemenperin telah memfasilitasi melalui pembangunan gedung inkubasi bagi para pelaku usaha rintisan (startup), antara lain di Bandung Techno Park, Bali Creative Industry Center (BCIC) atau TohpaTI Center, Incubator Business Center di Semarang, Makassar Technopark, dan Pusat Desain Ponsel di Batam.
'Kami juga bersama pihak swasta mendorong pengembangan Nongsa Digital Park di Batam. Selain itu, Apple membangun innovation center di BSD," ujar Airlangga. Sarana-sarana tersebut menjadi basis inovasi dan kreativitas bagi para putra-putri Indonesia yang ingin mengembangkan software, Web, aplikasi, film dan animasi, serta program-program digital lainnya.
Untuk itu, Menperin meminta kepada generasi milenial Indonesia agar bisa menguasai bahasa Inggris, statistik, dan koding. "Materi ini bisa dipelajari dalam kurun enam bulan, dan Indonesia siap menjadi solusi dalam digital ekonomi," tegasnya.
Menperin yakin, Indonesia mampu menumbuhkan lagi unicorn atau perusahaan startup yang memiliki valuasi di atas 1 miliar dolar AS.
Saat ini, di ASEAN ada sekitar tujuh unicorn, empat di antaranya dari Indonesia, yakni Bukalapak, Traveloka, Tokopedia, dan Gojek.
"Saat ini, peluang bisnis semakin terbuka dengan adanya berbagai marketplace, seperti Bukalapak dan Tokopedia. Dahulu para founder marketplace yang ada di Indonesia itu memulai usaha sejak mereka duduk di bangku kuliah," kata Airlangga.
Menperin mengaku sangat senang apabila bertemu dan berdiskusi dengan para mahasiswa selaku generasi muda. "Mereka adalah talent kita untuk masa depan Indonesia. Berkumpul bersama mereka, juga membuat saya merasa jadi muda," ungkapnya.
"Kami berharap akan semakin banyak melahirkan wirausaha industri digital atau 'startup'," kata Airlangga melalui keterangan resmi diterima di Jakarta, Sabtu.
Upaya ini sejalan dengan target pemerintah untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020.
Airlangga optimistis, sasaran tersebut bisa tercapai, karena saat ini jumlah pengguna internet di Tanah Air sudah mencapai 143 juta orang, sebuah potensi pasar yang besar. Oleh sebab itu, generasi milenial memiliki peranan penting lantaran merekalah pengguna dominan dari teknologi yang menjadi ciri khas revolusi industri keempat, yaitu internet.
Terlebih hingga tahun 2045 Indonesia memiliki bonus demografi atau masa di mana jumlah penduduk usia muda lebih banyak daripada penduduk usia tua. "Sampai 15 tahun ke depan, kita masih punya bonus demografi. Ini merupakan masa emas bagi Indonesia untuk juga menjadi 10 negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada tahun 2030," imbuhnya.
Kemenperin telah memfasilitasi melalui pembangunan gedung inkubasi bagi para pelaku usaha rintisan (startup), antara lain di Bandung Techno Park, Bali Creative Industry Center (BCIC) atau TohpaTI Center, Incubator Business Center di Semarang, Makassar Technopark, dan Pusat Desain Ponsel di Batam.
'Kami juga bersama pihak swasta mendorong pengembangan Nongsa Digital Park di Batam. Selain itu, Apple membangun innovation center di BSD," ujar Airlangga. Sarana-sarana tersebut menjadi basis inovasi dan kreativitas bagi para putra-putri Indonesia yang ingin mengembangkan software, Web, aplikasi, film dan animasi, serta program-program digital lainnya.
Untuk itu, Menperin meminta kepada generasi milenial Indonesia agar bisa menguasai bahasa Inggris, statistik, dan koding. "Materi ini bisa dipelajari dalam kurun enam bulan, dan Indonesia siap menjadi solusi dalam digital ekonomi," tegasnya.
Menperin yakin, Indonesia mampu menumbuhkan lagi unicorn atau perusahaan startup yang memiliki valuasi di atas 1 miliar dolar AS.
Saat ini, di ASEAN ada sekitar tujuh unicorn, empat di antaranya dari Indonesia, yakni Bukalapak, Traveloka, Tokopedia, dan Gojek.
"Saat ini, peluang bisnis semakin terbuka dengan adanya berbagai marketplace, seperti Bukalapak dan Tokopedia. Dahulu para founder marketplace yang ada di Indonesia itu memulai usaha sejak mereka duduk di bangku kuliah," kata Airlangga.
Menperin mengaku sangat senang apabila bertemu dan berdiskusi dengan para mahasiswa selaku generasi muda. "Mereka adalah talent kita untuk masa depan Indonesia. Berkumpul bersama mereka, juga membuat saya merasa jadi muda," ungkapnya.
Tags:
Berita