Denpasar, 10/4 (Seotama) - Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri melakukan pemantauan dan penelitian terhadap pengelolaan program "smart city" atau kota cerdas di Pemerintah Kota Denpasar.
Kepala Seksi Kabasda Wilayah I Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri, Ninik saat beraudensi dengan Kepala Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik Kota Denpasar I Dewa Made Agung, Selasa, mengatakan pihaknya ingin memantau dan meneliti pelaksanaan program kota cerdas di Kota Denpasar.
"Kedatangan kami ke sini ingin mengetahui lebih dekat mengenai program kota cerdas di Pemerintah Kota Denpasar, karena dampak yang telah dirasakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat sangat menunjang dalam kehidupannya," ujarnya.
Ia mengatakan melalui program "smart city" tersebut sangat berperan penting guna mempermudah dan mempercepat pembangunan di tengah kehidupan masyarakat perkotaan.
"Bahkan dengan menerapkan berbagai program aplikasi "smart city", Pemerintah Kota Denpasar meraih peringkat pertama kota cerdas dalam kategori kota sedang beberapa waktu lalu," ujarnya.
Ninik mengatakan dari hasil yang didapat di Pemkot Denpasar akan dijadikan masukan dalam penyusunan pengembangan program "smart city" di Indonesia. Selain itu hasil yang didapat dari Kota Denpasar akan dijadikan buku panduan dan dibagikan ke kabupaten dan kota lainnya.
Menurut Ninik, dari sekian program "smart city" di Kota Denpasar yang menarik adalah Sistim Informasi Penatih (Sipena). Karena sistem ini diterapkan langsung di desa dan kelurahan, sehingga dapat mempermudah masyarakat dalam mengurus berbagai pelayanan administrasi.
Selain itu program "Smart City Pro Denpasar Plus" juga menarik karena berbagai keluhan bisa disampaikan masyarakat secara langsung. Dalam Pro Denpasar juga ada 13 pelayanan dapat diproleh masyarakat Denpasar.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik Kota Denpasar I Dewa Made Agung mengucapkan terima kasih atas kunjungan Direktorat Jenderal Otda Kemendagri RI ke Pemkot Denpasar.
Menurut Dewa Made Agung, program "Smart city" Kota Denpasar masuk ke dalam banyak aspek. Hal itu dilakukan untuk memberikan kemudahan dan percepatan akses pelayanan kepada masyarakat melalui media teknologi informasi.
"Langkah ini dilakukan lewat bentukan 'Denpasar Damamaya Cyber Monitor' yang berada di Graha Sewaka Dharma Lumintang, dengan berbagai penanganan pelayanan masyarakat hingga pendataan Kota Denpasar dalam satu areal kontrol. Penguatan program tersebut juga dilakukan dengan kerja sama yang melibatkan pihak swasta terkait pengembangan sistem digital," ujarnya.
Sedangkan untuk aplikasi Sipena, Dewa Made Agung mengaku dalam pengelolaan dilakukan secara mandiri oleh desa dan kelurahan, namun pihaknya tetap melakukan pendampingan dan monitoring.
''Untuk mendukung 'Smart City Pemkot Denpasar' juga menyediakan wadah sebagai aktivitas anak muda yaitu Youth Park dan Badan Kreatif Denpasar (Beda),'' kata Dewa Made Agung.
Kepala Seksi Kabasda Wilayah I Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri, Ninik saat beraudensi dengan Kepala Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik Kota Denpasar I Dewa Made Agung, Selasa, mengatakan pihaknya ingin memantau dan meneliti pelaksanaan program kota cerdas di Kota Denpasar.
"Kedatangan kami ke sini ingin mengetahui lebih dekat mengenai program kota cerdas di Pemerintah Kota Denpasar, karena dampak yang telah dirasakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat sangat menunjang dalam kehidupannya," ujarnya.
Ia mengatakan melalui program "smart city" tersebut sangat berperan penting guna mempermudah dan mempercepat pembangunan di tengah kehidupan masyarakat perkotaan.
"Bahkan dengan menerapkan berbagai program aplikasi "smart city", Pemerintah Kota Denpasar meraih peringkat pertama kota cerdas dalam kategori kota sedang beberapa waktu lalu," ujarnya.
Ninik mengatakan dari hasil yang didapat di Pemkot Denpasar akan dijadikan masukan dalam penyusunan pengembangan program "smart city" di Indonesia. Selain itu hasil yang didapat dari Kota Denpasar akan dijadikan buku panduan dan dibagikan ke kabupaten dan kota lainnya.
Menurut Ninik, dari sekian program "smart city" di Kota Denpasar yang menarik adalah Sistim Informasi Penatih (Sipena). Karena sistem ini diterapkan langsung di desa dan kelurahan, sehingga dapat mempermudah masyarakat dalam mengurus berbagai pelayanan administrasi.
Selain itu program "Smart City Pro Denpasar Plus" juga menarik karena berbagai keluhan bisa disampaikan masyarakat secara langsung. Dalam Pro Denpasar juga ada 13 pelayanan dapat diproleh masyarakat Denpasar.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik Kota Denpasar I Dewa Made Agung mengucapkan terima kasih atas kunjungan Direktorat Jenderal Otda Kemendagri RI ke Pemkot Denpasar.
Menurut Dewa Made Agung, program "Smart city" Kota Denpasar masuk ke dalam banyak aspek. Hal itu dilakukan untuk memberikan kemudahan dan percepatan akses pelayanan kepada masyarakat melalui media teknologi informasi.
"Langkah ini dilakukan lewat bentukan 'Denpasar Damamaya Cyber Monitor' yang berada di Graha Sewaka Dharma Lumintang, dengan berbagai penanganan pelayanan masyarakat hingga pendataan Kota Denpasar dalam satu areal kontrol. Penguatan program tersebut juga dilakukan dengan kerja sama yang melibatkan pihak swasta terkait pengembangan sistem digital," ujarnya.
Sedangkan untuk aplikasi Sipena, Dewa Made Agung mengaku dalam pengelolaan dilakukan secara mandiri oleh desa dan kelurahan, namun pihaknya tetap melakukan pendampingan dan monitoring.
''Untuk mendukung 'Smart City Pemkot Denpasar' juga menyediakan wadah sebagai aktivitas anak muda yaitu Youth Park dan Badan Kreatif Denpasar (Beda),'' kata Dewa Made Agung.
Tags:
Berita