Selama ini Makau dikenal sebagai Las Vegas Asia lantaran perjudian menjadi industri utama yang mendukung perekonomian di sana. Namun, masyarakat Asia kini mencari alternatif lokasi judi dengan biaya yang lebih terjangkau yakni di Filipina.
Wartawan Antara berkesempatan untuk mengunjungi Filipina, tepatnya ke Paranaque, Metro Manila, beberapa waktu lalu, untuk menghadiri penghargaan ASEAN Business Awards 2017 atas undangan AirAsia, salah satu peraih penghargaan.
Kami menginap di Solaire Resorts and Casino di Paranaque. Saat memasuki pintu utama hotel, para tamu langsung disuguhkan dengan area judi yang terdiri dari mesin slot hingga meja judi yang biasa digunakan untuk bermain Blackjack.
Suasana area judi pada siang hari belum seramai pada sore dan malam hari. Siang itu, sejumlah mesin slot dikuasai orang-orang tua yang tampak asyik bermain meski terlihat renta. Ketika sore menjelang, suasana hiruk pikuk mulai terasa lantaran begitu banyak pengunjung, mulai dari pria dan wanita, orang tua hingga anak muda.
Makin malam, lantai area judi makin ramai. Merokok pun tidak dilarang di area tersebut. Jika kekurangan uang taruhan, para pejudi dapat dengan mudah menarik uang tunai di mesin anjungan tunai mandiri (ATM) yang tersedia di berbagai sudut. Setelah menukarkan uang dengan chip, kegiatan judi pun dapat kembali berjalan.
"Orang sini memang suka judi. Kalau besarnya, dengan uang 200 peso (setara Rp52 ribu) saja ada yang main, kok," kata salah seorang tamu.
Pemandangan serunya pejudi bertaruh keuntungan di meja judi menjadi sangat menarik. Meski demikian, pengunjung dilarang keras untuk mendokumentasikan kegiatan di lantai judi di hotel tersebut. Alasannya demi menjaga privasi kalau-kalau ada orang penting yang mungkin berada di area tersebut.
Diatur Negara Perjudian di Filipina sudah berlangsung sejak lama sehingga diatur langsung oleh negara. Philippines Amusement and Gaming Corporation (Pagcor) adalah badan khusus milik pemerintah yang dikendalikan langsung oleh Kantor Kepresidenan Republik Filipina untuk mengatur bisnis kasino di negara tersebut.
Pagcor awalnya dibentuk untuk menghentikan operasi kasino atau rumah judi ilegal di belahan Filipina. Namun, badan itu juga bertugas menggerakkan pendapatan dari perjudian untuk perekonomian dan program pembangunan Filipina.
Tugas lainnya adalah menggenjot pariwisata Filipina dengan perjudian sebagai salah satu atraksi yang dijual.
Meski bertindak sebagai regulator dan otoritas pemberi izin permainan kasino di negeri tersebut, badan itu juga mengoperasikan sejumlah cabang kasino di tiga pulau utama Filipina.
Ada 13 cabang kasino yang dioperasikan Pagcor, di antaranya di Metro Manila, Luzon, dan Visayas, serta Minadanao. Bisnis kasino milik badan tersebut berlabel Casino Filipino yang lokasinya tersebar di sejumlah titik atraksi pelancong.
Kendati awalnya Pagcor memonopoli pasar kasino, pemerintah Filipina membuka pasar judi di negara itu agar bisa dimasuki investor asing. Keputusan itu diambil agar dapat berkompetisi dengan Makau, Malaysia, dan Singapura yang juga memiliki bisnis serupa.
Walaupun judi lumrah di negara tersebut, masih ada aturan batasan usia yang harus dipatuhi. Kebanyakan rumah judi melarang mereka yang belum berusia 21 tahun untuk berjudi di kasino dan melakukan judi balap. Sementara itu, judi daring (online) dan lotere diperbolehkan bagi mereka yang berusia 18 tahun ke atas.
Iklan mengenai perjudian juga hanya ditayangkan di televisi dan media lain lepas pukul 23.00 hingga pukul 05.00.
Lebih Murah Berjudi di Filipina tampaknya kian menarik perhatian para pejudi dari kawasan Asia. Jenny, staf AirAsia yang menemani kami, mengatakan bahwa modal yang dikeluarkan untuk berjudi di Filipina jauh lebih murah ketimbang berjudi di Makau.
Selain nilai tukar yang lebih rendah dibandingkan Makau Pataca (MOP), mata uang yang digunakan di Makau, fasilitas yang ditawarkan di rumah-rumah judi di Filipina juga tidak kalah menarik.
"Ya, jauh lebih murah, karena itu banyak orang datang ke sini meski kebanyakan masih orang Asia," tutur Jenny.
Tidak hanya bagi pejudi, bisnis judi di Filipina juga menarik bagi para investor di sektor tersebut karena iklim investasi yang mendukung. Negara itu memiliki sejumlah kawasan hiburan. Pengunjung bisa memilih kasino mana yang ingin didatangi. Aturan kepemilikan kasino di sejumlah daerah juga lebih "bebas" sehingga menjadikannya destinasi bisnis yang lebih murah ketimbang Makau dan Jepang.
Karena menjadi salah satu atraksi pariwisata, pemerintah setempat terus berupaya untuk mendongkrak popularitas kasino di Filipina.
Khususnya di Paranaque, ada tol khusus dari Bandara Internasional Nino Aquino menuju langsung kawasan perjudian. Cukup 15 menit dari bandara, para wisatawan akan langsung dapat menikmati berbagai pilihan kasino di sejumlah hotel dan pusat hiburan wisata lainnya.
Paranaque diramaikan oleh berbagai fasilitas kasino, salah satu yang terbesar adalah Okada, yang hingga awal September masih dalam masa pembangunan akhir. Mirip dengan Solaire, konsep yang diusung adalah menggabungkan hotel dengan kasino serta pusat hiburan lainnya.
Dengan lebih dari 3.000 mesin gim elektronik dan 500 meja judi menjadikan kasino tersebut menjadi salah satu yang terbesar di Entertainment City di Paranaque.
Judi identik dengan kegiatan yang terlarang dan tabu dilakukan di Indonesia meskipun praktiknya masih dapat ditemui di sejumlah lapisan masyarakat. Kendati demikian, di sejumlah negara di Asia, sudah banyak yang melegalkan dan memanfaatkan potensi ekonomi dari kegiatan "hiburan" itu. (S/An)
Wartawan Antara berkesempatan untuk mengunjungi Filipina, tepatnya ke Paranaque, Metro Manila, beberapa waktu lalu, untuk menghadiri penghargaan ASEAN Business Awards 2017 atas undangan AirAsia, salah satu peraih penghargaan.
Kami menginap di Solaire Resorts and Casino di Paranaque. Saat memasuki pintu utama hotel, para tamu langsung disuguhkan dengan area judi yang terdiri dari mesin slot hingga meja judi yang biasa digunakan untuk bermain Blackjack.
Suasana area judi pada siang hari belum seramai pada sore dan malam hari. Siang itu, sejumlah mesin slot dikuasai orang-orang tua yang tampak asyik bermain meski terlihat renta. Ketika sore menjelang, suasana hiruk pikuk mulai terasa lantaran begitu banyak pengunjung, mulai dari pria dan wanita, orang tua hingga anak muda.
Makin malam, lantai area judi makin ramai. Merokok pun tidak dilarang di area tersebut. Jika kekurangan uang taruhan, para pejudi dapat dengan mudah menarik uang tunai di mesin anjungan tunai mandiri (ATM) yang tersedia di berbagai sudut. Setelah menukarkan uang dengan chip, kegiatan judi pun dapat kembali berjalan.
"Orang sini memang suka judi. Kalau besarnya, dengan uang 200 peso (setara Rp52 ribu) saja ada yang main, kok," kata salah seorang tamu.
Pemandangan serunya pejudi bertaruh keuntungan di meja judi menjadi sangat menarik. Meski demikian, pengunjung dilarang keras untuk mendokumentasikan kegiatan di lantai judi di hotel tersebut. Alasannya demi menjaga privasi kalau-kalau ada orang penting yang mungkin berada di area tersebut.
Diatur Negara Perjudian di Filipina sudah berlangsung sejak lama sehingga diatur langsung oleh negara. Philippines Amusement and Gaming Corporation (Pagcor) adalah badan khusus milik pemerintah yang dikendalikan langsung oleh Kantor Kepresidenan Republik Filipina untuk mengatur bisnis kasino di negara tersebut.
Pagcor awalnya dibentuk untuk menghentikan operasi kasino atau rumah judi ilegal di belahan Filipina. Namun, badan itu juga bertugas menggerakkan pendapatan dari perjudian untuk perekonomian dan program pembangunan Filipina.
Tugas lainnya adalah menggenjot pariwisata Filipina dengan perjudian sebagai salah satu atraksi yang dijual.
Meski bertindak sebagai regulator dan otoritas pemberi izin permainan kasino di negeri tersebut, badan itu juga mengoperasikan sejumlah cabang kasino di tiga pulau utama Filipina.
Ada 13 cabang kasino yang dioperasikan Pagcor, di antaranya di Metro Manila, Luzon, dan Visayas, serta Minadanao. Bisnis kasino milik badan tersebut berlabel Casino Filipino yang lokasinya tersebar di sejumlah titik atraksi pelancong.
Kendati awalnya Pagcor memonopoli pasar kasino, pemerintah Filipina membuka pasar judi di negara itu agar bisa dimasuki investor asing. Keputusan itu diambil agar dapat berkompetisi dengan Makau, Malaysia, dan Singapura yang juga memiliki bisnis serupa.
Walaupun judi lumrah di negara tersebut, masih ada aturan batasan usia yang harus dipatuhi. Kebanyakan rumah judi melarang mereka yang belum berusia 21 tahun untuk berjudi di kasino dan melakukan judi balap. Sementara itu, judi daring (online) dan lotere diperbolehkan bagi mereka yang berusia 18 tahun ke atas.
Iklan mengenai perjudian juga hanya ditayangkan di televisi dan media lain lepas pukul 23.00 hingga pukul 05.00.
Lebih Murah Berjudi di Filipina tampaknya kian menarik perhatian para pejudi dari kawasan Asia. Jenny, staf AirAsia yang menemani kami, mengatakan bahwa modal yang dikeluarkan untuk berjudi di Filipina jauh lebih murah ketimbang berjudi di Makau.
Selain nilai tukar yang lebih rendah dibandingkan Makau Pataca (MOP), mata uang yang digunakan di Makau, fasilitas yang ditawarkan di rumah-rumah judi di Filipina juga tidak kalah menarik.
"Ya, jauh lebih murah, karena itu banyak orang datang ke sini meski kebanyakan masih orang Asia," tutur Jenny.
Tidak hanya bagi pejudi, bisnis judi di Filipina juga menarik bagi para investor di sektor tersebut karena iklim investasi yang mendukung. Negara itu memiliki sejumlah kawasan hiburan. Pengunjung bisa memilih kasino mana yang ingin didatangi. Aturan kepemilikan kasino di sejumlah daerah juga lebih "bebas" sehingga menjadikannya destinasi bisnis yang lebih murah ketimbang Makau dan Jepang.
Karena menjadi salah satu atraksi pariwisata, pemerintah setempat terus berupaya untuk mendongkrak popularitas kasino di Filipina.
Khususnya di Paranaque, ada tol khusus dari Bandara Internasional Nino Aquino menuju langsung kawasan perjudian. Cukup 15 menit dari bandara, para wisatawan akan langsung dapat menikmati berbagai pilihan kasino di sejumlah hotel dan pusat hiburan wisata lainnya.
Paranaque diramaikan oleh berbagai fasilitas kasino, salah satu yang terbesar adalah Okada, yang hingga awal September masih dalam masa pembangunan akhir. Mirip dengan Solaire, konsep yang diusung adalah menggabungkan hotel dengan kasino serta pusat hiburan lainnya.
Dengan lebih dari 3.000 mesin gim elektronik dan 500 meja judi menjadikan kasino tersebut menjadi salah satu yang terbesar di Entertainment City di Paranaque.
Judi identik dengan kegiatan yang terlarang dan tabu dilakukan di Indonesia meskipun praktiknya masih dapat ditemui di sejumlah lapisan masyarakat. Kendati demikian, di sejumlah negara di Asia, sudah banyak yang melegalkan dan memanfaatkan potensi ekonomi dari kegiatan "hiburan" itu. (S/An)
Ade Irma Junida
Tags:
Berita