Denpasar, 4/10 (Seotama) - Saat teknologi sistem pembayaran tidak secanggih saat ini, masyarakat terbiasa bertransaksi menggunakan uang tunai. Sekarang, lebih praktis dan efisien membayar menggunakan uang elektronik.
Bisa dibayangkan dengan mobilitas tinggi masyarakat kekinian, apabila bertransaksi menggunakan uang tunai di beberapa tempat, tentunya hal itu cukup merepotkan.
Di tempat tertentu, seperti pembayaran di tol tentunya membutuhkan kecepatan, transaksi nontunai sangat memudahkan masyarakat.
Presiden Joko widodo dalam rapat terbatas menjelang Idul Fitri tahun 2016 menginginkan agar tidak ada antrean panjang di gerbang tol.
Kepala Negara juga menginginkan agar nantinya ada aplikasi sensorik yang langsung terhubung dengan akun rekening di bank untuk mengurangi persoalan antrean di jalan bebas hambatan tersebut.
Menindaklanjuti hal itu, Bank Indonesia selaku otoritas sistem pembayaran dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai otoritas tol menyepakati inisiatif elektronifikasi di tol secara bertahap.
Tahapan tersebut di antaranya kedua lembaga negara menyepakati elektronifikasi tol menggunakan uang elektronik di seluruh ruas tol sepenuhnya mulai akhir Oktober 2017.
Pemerintah bersama instansi terkait dan perbankan kemudian melakukan edukasi dan kampanye mengajak masyarakat pengguna jasa tol untuk menggunakan sistem pembayaran nontunai tersebut.
Sinergitas Tol Bali Mandara merupakan salah satu ruas tol di luar Pulau Jawa yang memelopori penggunaan transaksi nontunai.
Bahkan tol pertama di Indonesia yang dibangun di atas perairan itu sudah dapat menerima transaksi elektronik multibank sejak November 2015.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana mengatakan untuk mendukung gerakan nontunai di tol di Pulau Dewata, sejumlah bank telah menjalin kerja sama dengan pengelola tol.
Perbankan itu yakni BRI, Bank Mandiri, BCA, BNI, BPD Bali dan BTN yang sudah menjual masing-masing uang elektronik.
Direktur Utama PT Jasa Marga Bali Tol Akhmad Tito Karim mengatakan tahap demi tahap dilakukan dengan menggandeng Bank Indonesia dan perbankan di Pulau Dewata untuk mewujudkan pembayaran tanpa tunai di tol.
Pengelola tol kemudian memasang "security access module multi applied" atau sistem yang dapat diakses oleh semua bank pada satu mesin.
Sebelumnya masing-masing bank memasang sistem tersendiri untuk membaca dan mentransmisikan uang elektronik yang digunakan pengguna jasa.
Mesin cadangan pun sudah disiapkan apabila terjadi gangguan yang dapat sewaktu-waktu digunakan.
Saat ini seluruh gardu tol sebanyak 20 unit di tiga gerbang sudah otomatis dapat melayani transaksi nontunai lengkap dengan sistem multibank yang dibuat lebih praktis.
Selain praktis dan efisien, pembayaran dengan uang elektronik juga mewujudkan transparansi keuangan.
Pengelola tol menyebutkan hanya dengan sekali tempel dalam hitungan dua detik, pengendara yang sudah menyiapkan uang elektronik di tangan dapat langsung melaju melewati gerbang tol.
Sedangkan durasi transaksi pengguna jalan di pintu pembayaran tol rata-rata memakan waktu sekitar 8-15 detik jika menggunakan uang tunai.
Akhirnya, tepat pada 1 Oktober 2017 Bali menjadi provinsi pertama di Indonesia yang mampu mengaplikasikan 100 persen transaksi nontunai di tol. Tidak ada lagi petugas tol yang menerima uang tunai.
Sementara itu di daerah lainnya, implementasi transaksi nontunai sepenuhnya baru ditargetkan terealisasi pada 31 Oktober 2017.
Meski demikian, untuk tahap awal ini, pengelola tol dan perbankan menyediakan petugas yang menjual uang elektronik lengkap dengan isi ulang, mengantisipasi jika ada pengendara yang belum mengetahui kebijakan itu.
Menjadi Contoh Bali yang selangkah lebih maju menerapkan sepenuhnya transaksi nontunai di tol menjadikan pulau pariwisata itu dikatakan sebagai panutan bagi daerah lainnya di Indonesia.
"Bali menjadi contoh transaksi nontunai. Kami bisa melihat bagaimana semua berkolaborasi," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna ketika menghadiri peluncuran penerapan 100 persen transaksi nontunai di gerbang Benoa Tol Bali Mandara.
Secara nasional penerapan nontunai di tol baru mencapai sekitar 49 persen pada akhir September 2017, sedangkan di Bali sudah lebih dahulu 100 persen.
Selain didukung infrastruktur yang disiapkan perbankan bersama pengelola tol, masyarakat Bali juga dinilai lebih siap menerima dan melakukan transaksi nontunai mengingat sebagai tujuan pariwisata internasional menyebabkan masyarakat setempat lebih cepat menerima penetrasi sistem pembayaran nontunai.
Jika sudah ada layanan yang serba cepat, praktis dan efisien, tidak ada salahnya mulai membiasakan diri memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini, sekaligus mendukung transparansi dalam transaksi nontunai. (S/An)
Bisa dibayangkan dengan mobilitas tinggi masyarakat kekinian, apabila bertransaksi menggunakan uang tunai di beberapa tempat, tentunya hal itu cukup merepotkan.
Di tempat tertentu, seperti pembayaran di tol tentunya membutuhkan kecepatan, transaksi nontunai sangat memudahkan masyarakat.
Presiden Joko widodo dalam rapat terbatas menjelang Idul Fitri tahun 2016 menginginkan agar tidak ada antrean panjang di gerbang tol.
Kepala Negara juga menginginkan agar nantinya ada aplikasi sensorik yang langsung terhubung dengan akun rekening di bank untuk mengurangi persoalan antrean di jalan bebas hambatan tersebut.
Menindaklanjuti hal itu, Bank Indonesia selaku otoritas sistem pembayaran dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai otoritas tol menyepakati inisiatif elektronifikasi di tol secara bertahap.
Tahapan tersebut di antaranya kedua lembaga negara menyepakati elektronifikasi tol menggunakan uang elektronik di seluruh ruas tol sepenuhnya mulai akhir Oktober 2017.
Pemerintah bersama instansi terkait dan perbankan kemudian melakukan edukasi dan kampanye mengajak masyarakat pengguna jasa tol untuk menggunakan sistem pembayaran nontunai tersebut.
Sinergitas Tol Bali Mandara merupakan salah satu ruas tol di luar Pulau Jawa yang memelopori penggunaan transaksi nontunai.
Bahkan tol pertama di Indonesia yang dibangun di atas perairan itu sudah dapat menerima transaksi elektronik multibank sejak November 2015.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana mengatakan untuk mendukung gerakan nontunai di tol di Pulau Dewata, sejumlah bank telah menjalin kerja sama dengan pengelola tol.
Perbankan itu yakni BRI, Bank Mandiri, BCA, BNI, BPD Bali dan BTN yang sudah menjual masing-masing uang elektronik.
Direktur Utama PT Jasa Marga Bali Tol Akhmad Tito Karim mengatakan tahap demi tahap dilakukan dengan menggandeng Bank Indonesia dan perbankan di Pulau Dewata untuk mewujudkan pembayaran tanpa tunai di tol.
Pengelola tol kemudian memasang "security access module multi applied" atau sistem yang dapat diakses oleh semua bank pada satu mesin.
Sebelumnya masing-masing bank memasang sistem tersendiri untuk membaca dan mentransmisikan uang elektronik yang digunakan pengguna jasa.
Mesin cadangan pun sudah disiapkan apabila terjadi gangguan yang dapat sewaktu-waktu digunakan.
Saat ini seluruh gardu tol sebanyak 20 unit di tiga gerbang sudah otomatis dapat melayani transaksi nontunai lengkap dengan sistem multibank yang dibuat lebih praktis.
Selain praktis dan efisien, pembayaran dengan uang elektronik juga mewujudkan transparansi keuangan.
Pengelola tol menyebutkan hanya dengan sekali tempel dalam hitungan dua detik, pengendara yang sudah menyiapkan uang elektronik di tangan dapat langsung melaju melewati gerbang tol.
Sedangkan durasi transaksi pengguna jalan di pintu pembayaran tol rata-rata memakan waktu sekitar 8-15 detik jika menggunakan uang tunai.
Akhirnya, tepat pada 1 Oktober 2017 Bali menjadi provinsi pertama di Indonesia yang mampu mengaplikasikan 100 persen transaksi nontunai di tol. Tidak ada lagi petugas tol yang menerima uang tunai.
Sementara itu di daerah lainnya, implementasi transaksi nontunai sepenuhnya baru ditargetkan terealisasi pada 31 Oktober 2017.
Meski demikian, untuk tahap awal ini, pengelola tol dan perbankan menyediakan petugas yang menjual uang elektronik lengkap dengan isi ulang, mengantisipasi jika ada pengendara yang belum mengetahui kebijakan itu.
Menjadi Contoh Bali yang selangkah lebih maju menerapkan sepenuhnya transaksi nontunai di tol menjadikan pulau pariwisata itu dikatakan sebagai panutan bagi daerah lainnya di Indonesia.
"Bali menjadi contoh transaksi nontunai. Kami bisa melihat bagaimana semua berkolaborasi," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna ketika menghadiri peluncuran penerapan 100 persen transaksi nontunai di gerbang Benoa Tol Bali Mandara.
Secara nasional penerapan nontunai di tol baru mencapai sekitar 49 persen pada akhir September 2017, sedangkan di Bali sudah lebih dahulu 100 persen.
Selain didukung infrastruktur yang disiapkan perbankan bersama pengelola tol, masyarakat Bali juga dinilai lebih siap menerima dan melakukan transaksi nontunai mengingat sebagai tujuan pariwisata internasional menyebabkan masyarakat setempat lebih cepat menerima penetrasi sistem pembayaran nontunai.
Jika sudah ada layanan yang serba cepat, praktis dan efisien, tidak ada salahnya mulai membiasakan diri memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini, sekaligus mendukung transparansi dalam transaksi nontunai. (S/An)
Tags:
Berita