Salah satu hal penyebab angka penjualan properti yang melonjak pada kawasan Serpong adalah pengembangan infrastruktur. 97 persen dari total 12.666 unit pasokan kondominium eksisting pun telah terjual di Tangerang. Berdasarkan dari 11 kondominium tersebut, 49,7 persen di antaranya adalah kelas menengah, lalu sisanya 42,8 persen merupakan kelas menengah bawah. Adanya stasiun Serpong dan beroperasinya commuter line menjadi pemicu dari semakin ekspansifnya pembangunan kondominium di wilayah ini. Menurut Director Researchand Advisory Cushman and Wakefield Indonesia, Arief Rahardjo, permintaan tertinggi ternyata berasal dari para eksekutif, profesional, mahasiswa, entrepreuner, dan investor.
Sebagai tiang penyangga ibukota, Serpong, terutama pada kawasan BSD City, termasuk dalam wilayah dengan lonjakan harga tanah tertinggi. Seiring waktu berjalan, kawasan ini menamakan dirinya sebagai kawasan elit dengan berbagai fasilitas di dalamnya. Sebagai penyangga Ibu Kota, Serpong, terutamanya pada kawasan BSD City termasuk dalam wilayah yang memiliki lonjakan harga tanah tertinggi. Pada saat ini kawasan tersebut telah difasilitasi dengan beberapa rumah sakit besar, sekolah bertaraf internasional dan perguruan tinggi. Beberapa rumah sakit yang berada dalam kawasan ini di antaranya adalah Omni Hospital, Rumah Sakit Medika BSD, Eka Hospital, Bethsaida dan Siloam Hospital.
Ada pula beberapa perguruan tinggi yang melengkapi kawasan ini diantaranya adalah Swiss German University, Prasetiya Mulya Business School, Universitas Pelita Harapan, Binus University, serta Universitas Media Nusantara. Belakangan ini kawasan tersebut juga dilengkapi dengan berbagai sarana hiburan, seperti Ocean Park BSD dan TerasKota. Tidak heran bila saat pengembang dan operator pusat perbelanjaan terbesar di Jepang rela membangun pusat perbelanjaan dan gaya hidup AEON Mall di lahan seluas 10 hektar di kawasan BSD City.
Belum lagi kini fasilitas Meeting, Incentive, Conferences, and Exhibition (MICE) terbesar se-Asia Tenggara ICE-BSD yang juga berdiri di sana. Hal ini membuktikan bahwa kawasan tersebut telah menjadi kota mandiri. Berdasarkan data kontan, pada tahun 2014 lalu pengamat properti Bangga Nirwanjaya menyatakan bahwa harga tanah di wilayah ini berada pada kisaran Rp. 10 juta per meter persegi. Bahkan, rumah termurah di BSD City, misalnya, sudah dihargai Rp. 12 juta per meter persegi.
Semakin meningkatnya harga tanah dalam kawasan tersebut, kini telah mencapai hingga Rp. 15 juta sampai Rp. 20 juta per meter persegi. Hal ini belum termasuk nilai bangunan. Karena semakin meningkatnya harga tanah sudah demikian tinggi, masyarakat lebih banyak memilih apartemen baik untuk tempat tinggal atau investasi. Walaupun kesannya mahal, jika diperhitungkan dengan benar, angka tersebut telah termasuk dengan bangunan sehingga dianggap lebih menguntungkan.
Sebagai tiang penyangga ibukota, Serpong, terutama pada kawasan BSD City, termasuk dalam wilayah dengan lonjakan harga tanah tertinggi. Seiring waktu berjalan, kawasan ini menamakan dirinya sebagai kawasan elit dengan berbagai fasilitas di dalamnya. Sebagai penyangga Ibu Kota, Serpong, terutamanya pada kawasan BSD City termasuk dalam wilayah yang memiliki lonjakan harga tanah tertinggi. Pada saat ini kawasan tersebut telah difasilitasi dengan beberapa rumah sakit besar, sekolah bertaraf internasional dan perguruan tinggi. Beberapa rumah sakit yang berada dalam kawasan ini di antaranya adalah Omni Hospital, Rumah Sakit Medika BSD, Eka Hospital, Bethsaida dan Siloam Hospital.
Ada pula beberapa perguruan tinggi yang melengkapi kawasan ini diantaranya adalah Swiss German University, Prasetiya Mulya Business School, Universitas Pelita Harapan, Binus University, serta Universitas Media Nusantara. Belakangan ini kawasan tersebut juga dilengkapi dengan berbagai sarana hiburan, seperti Ocean Park BSD dan TerasKota. Tidak heran bila saat pengembang dan operator pusat perbelanjaan terbesar di Jepang rela membangun pusat perbelanjaan dan gaya hidup AEON Mall di lahan seluas 10 hektar di kawasan BSD City.
Belum lagi kini fasilitas Meeting, Incentive, Conferences, and Exhibition (MICE) terbesar se-Asia Tenggara ICE-BSD yang juga berdiri di sana. Hal ini membuktikan bahwa kawasan tersebut telah menjadi kota mandiri. Berdasarkan data kontan, pada tahun 2014 lalu pengamat properti Bangga Nirwanjaya menyatakan bahwa harga tanah di wilayah ini berada pada kisaran Rp. 10 juta per meter persegi. Bahkan, rumah termurah di BSD City, misalnya, sudah dihargai Rp. 12 juta per meter persegi.
Semakin meningkatnya harga tanah dalam kawasan tersebut, kini telah mencapai hingga Rp. 15 juta sampai Rp. 20 juta per meter persegi. Hal ini belum termasuk nilai bangunan. Karena semakin meningkatnya harga tanah sudah demikian tinggi, masyarakat lebih banyak memilih apartemen baik untuk tempat tinggal atau investasi. Walaupun kesannya mahal, jika diperhitungkan dengan benar, angka tersebut telah termasuk dengan bangunan sehingga dianggap lebih menguntungkan.
Tags:
Bisnis