Jalan sebagai salah satu sarana terpenting yang dibutuhkan manusia untuk berlalu lintas. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Jalan yang berada di kota tentu sudah menggunakan perlengkapan dan bahan terbaik sehingga lebih awet dan berkualitas. Namun jalan yang berada di pedesaan atau di kebun sawit, kebun karet dan sejenisnya yang masih berbahan dasar tanah harus dilakukan perlakuan khusus. Terutama faktor perkerasan jalan agar berhasil maksimal dalam jangka waktu lama.
Pada kebun kelapa sawit misalnya, jalan memiliki peranan utama sebagai sarana pengangkutan, komunikasi serta kontrol bahan baku agar tetap bisa mempertahankan produksi dan kualitasnya dengan baik. Perawatan jalan tanah juga harus dilakukan secara maksimal tanpa membebankan pada biaya operasional.
Berikut ini berbagai faktor yang sering menjadi penyebab kerusakan jalan tanah pada kebun kelapa sawit atau jalan pedesaan.
1. Air
Air sangat berpengaruh terhadap tekstur jalan tanah, kandungan air yang berlebihan membuat tekstur jalan lebih lunak dan penggunaan jalan tidak bisa maksimal. Demikian pula sebaliknya, tanah yang gersang dan tandus tentu akan merusak kualitas jalan tanah dan mengakibatkan lubang atau bongkahan tanah yang besar di tengah jalan.
2. Bahan Organik
Bahan organik bisa berupa dedaunan atau ranting pohon yang jatuh di atas jalan tanah. Jika dibiarkan terus menerus dan jalan jarang dilewati maka akan membuat jalan menjadi lembab dan gembur. Jalan tanah yang gembur dan lembek tidak akan bisa menahan beban kendaraan yang lewat di atasnya.
3. Kurangnya Cahaya Mentari
Cahaya mentari bermanfaat untuk membantu perkerasan jalan tanah secara alami. Tanah yang terkena sinar matahari secara terus menerus setiap hari akan lebih stabil dan kuat dibandingkan dengan yang tertutup oleh daun atau pepohonan sepanjang hari.
4. Sifat Tanah (Tekstur dan Struktur)
Berdasarkan ukuran butirannya, tekstur tanah dibedakan menjadi tanah pasir, lempung dan liat. Sedangkan struktur tanah terbagi menjadi tiga yaitu struktur tanah lepas, tanah remah dan berstruktur gump.
Setiap sifat tanah ini memiliki kecenderungannya masing masing. Sehingga ada beberapa jenis tanah yang justru tidak cocok jika dijadikan jalan tanah. Misalnya tanah lempung jelas lebih stabil dan kuat untuk jalan tanah dibandingkan tanah berpasir dan liat. Kemudian struktur tanah lepas kurang cocok karena butiran tanah saling lepas dan sulit mengikat.
Tekstur jalan tanah yang berupa lempung berpasir akan mudah licin dan jika terkena hujan dan mudah mengering ketika terkena sinar matahari. Namun ada pula tekstur tanah yang berasa dari pasir atau liat yang sangat labil dan mudah dirusak oleh kendaraan yang melewatinya.
5. Beban Angkutan (Tonase) yang Berlebihan
Hal terakhir yang sering menyebabkan kerusakan jalan tanah adalah beban angkutan yang berlebihan. Jalan tanah memiliki kapasitas tertentu untuk menerima beban truk beserta muatannya. Jika beban melewati kapasitas tentunya jalan tanah akan rusak dan membuat permukaan tidak merata.
Kerusakan jalan tanah yang berada di perkebunan selain faktor di atas juga kadangkala terjadi karena hal-hal yang diluar dugaan. Seperti karena adanya hewan berbobot berat seperti gajah yang melewatinya. Atau bisa juga karena faktor biologi seperti banyaknya cacing tanah di daerah tersebut sehingga tanah sangat mudah gembur dan labil jika dilewati kendaraan. Untuk itu upaya perkerasan jalan harus dilakukan dengan terlebih dahulu melihat faktor penyebab kerusakan jalan tersebut.
Pada kebun kelapa sawit misalnya, jalan memiliki peranan utama sebagai sarana pengangkutan, komunikasi serta kontrol bahan baku agar tetap bisa mempertahankan produksi dan kualitasnya dengan baik. Perawatan jalan tanah juga harus dilakukan secara maksimal tanpa membebankan pada biaya operasional.
Berikut ini berbagai faktor yang sering menjadi penyebab kerusakan jalan tanah pada kebun kelapa sawit atau jalan pedesaan.
1. Air
Air sangat berpengaruh terhadap tekstur jalan tanah, kandungan air yang berlebihan membuat tekstur jalan lebih lunak dan penggunaan jalan tidak bisa maksimal. Demikian pula sebaliknya, tanah yang gersang dan tandus tentu akan merusak kualitas jalan tanah dan mengakibatkan lubang atau bongkahan tanah yang besar di tengah jalan.
2. Bahan Organik
Bahan organik bisa berupa dedaunan atau ranting pohon yang jatuh di atas jalan tanah. Jika dibiarkan terus menerus dan jalan jarang dilewati maka akan membuat jalan menjadi lembab dan gembur. Jalan tanah yang gembur dan lembek tidak akan bisa menahan beban kendaraan yang lewat di atasnya.
3. Kurangnya Cahaya Mentari
Cahaya mentari bermanfaat untuk membantu perkerasan jalan tanah secara alami. Tanah yang terkena sinar matahari secara terus menerus setiap hari akan lebih stabil dan kuat dibandingkan dengan yang tertutup oleh daun atau pepohonan sepanjang hari.
4. Sifat Tanah (Tekstur dan Struktur)
Berdasarkan ukuran butirannya, tekstur tanah dibedakan menjadi tanah pasir, lempung dan liat. Sedangkan struktur tanah terbagi menjadi tiga yaitu struktur tanah lepas, tanah remah dan berstruktur gump.
Setiap sifat tanah ini memiliki kecenderungannya masing masing. Sehingga ada beberapa jenis tanah yang justru tidak cocok jika dijadikan jalan tanah. Misalnya tanah lempung jelas lebih stabil dan kuat untuk jalan tanah dibandingkan tanah berpasir dan liat. Kemudian struktur tanah lepas kurang cocok karena butiran tanah saling lepas dan sulit mengikat.
Tekstur jalan tanah yang berupa lempung berpasir akan mudah licin dan jika terkena hujan dan mudah mengering ketika terkena sinar matahari. Namun ada pula tekstur tanah yang berasa dari pasir atau liat yang sangat labil dan mudah dirusak oleh kendaraan yang melewatinya.
5. Beban Angkutan (Tonase) yang Berlebihan
Hal terakhir yang sering menyebabkan kerusakan jalan tanah adalah beban angkutan yang berlebihan. Jalan tanah memiliki kapasitas tertentu untuk menerima beban truk beserta muatannya. Jika beban melewati kapasitas tentunya jalan tanah akan rusak dan membuat permukaan tidak merata.
Kerusakan jalan tanah yang berada di perkebunan selain faktor di atas juga kadangkala terjadi karena hal-hal yang diluar dugaan. Seperti karena adanya hewan berbobot berat seperti gajah yang melewatinya. Atau bisa juga karena faktor biologi seperti banyaknya cacing tanah di daerah tersebut sehingga tanah sangat mudah gembur dan labil jika dilewati kendaraan. Untuk itu upaya perkerasan jalan harus dilakukan dengan terlebih dahulu melihat faktor penyebab kerusakan jalan tersebut.
Tags:
Bisnis